Berirama senandung semalam
Ku teringat peristiwa silam
Di mana aku dan si dia
Cinta benar cinta
Kau mencurah apa yang dirasa
Ku dibuai oleh angin senja
Budimu yang seikhlas itu
Akulah kasihmu
Kini tinggal kenangan belaka
Di taburan bunga pusaramu
Ku berdoa agar dikau
Aman bertemunya
Oh kenangan tinggallah kenangan
Dikau pergi telah ditakdirkan
Diriku termenung menjauh
Bersama senandung semalam
(Wan Ibrahim / M.Nasir)
Sekuntum bunga layu
Layu dalam hiasan jambangan
Untuk si tuan puteri
Sungguh sedih usah kau merayu
Janganlah kau berangan
Kelak nanti kan pilu sendiri
Bersalam salam semua
Salam kasih di penjuru hati
Tandanya kemesraan
Jangan engkau selalu bertanya
Agar tak resah di hati
Oleh itu biar berjauhan
Si bunga melati
Kembangnya ikatan
Hai bawa berjalan
Ku berhati-hati
Menjalin ikatana
Moga berkekalan
Melati kembang segar
Cucuk tanam di persada indah
Berseri hai berseri
Kan abadi cintaku yang mekar
Selembut kata madah
Kepadamu ku perhamba diri
(S.Atan / Zainal Bahrum Bidor & Kamaludin Hamzah)
Langit kelabu tak menjanjikan
Hujan kan turun membasahi bumi
Hati membeku semakin membatu
Menambahkan penyiksaanku
Mengapa kau tak mengerti kasih
Bagaimana aku merindukan
Yang kau lafas dan kau kota
Adakah dua yang berbeza
Sejauh manakah cintamu
Apakah pengorbananmu
Mengapakah sengsaranya cinta
Namun mengapa masih aku memerlukanmu
Sedang engkau tak pernah meyakinkan
Hanya melayani perasaanku
Sedikit demi sedikit aku lebur
Aku kan katakan kasih
Dia kan katakan sayang
Mereka kan katakan rindu
Mestikah terus begini
(M.Nasir)
Bukan kecantikanmu
Aku tergoda
Tapi kelembutanmu
Memikat jiwa
Bukan jelingan manja
Yang mempersona
Tapi kejujuranmu
Aku terharu
Manis manja
Sungguh mesra
Lembut bicara...
Wajah ayu
Kau pemalu
Memikat kalbu...
Kaulah...
Kasihku......
Dari sinar matamu
Aku mengerti
Belai kasih sayangmu
Cinta abadi
(Ahmad Nawab/Dalina)
Sendiri menempuh hidup
Tiada berayah tiada beribu
Sendiri aku berjalan
Tiada harta menjadi bekalanku
Belum pernah ku kesali hidupku
Lahir ke dunia pun begitu
Suka dukaku tanggung sendiri
Dengan ketabahan hati
Mana saudara manakah teman-teman
Di saat ku memerlukan
Kepalsuanmu makin menjadi nyata
Kemesraan sementara
Sendiri ada waktunya
Memberi ketenangan di jiwa
Sendiri kadang menyiksa
Kerna tiada teman bicara
(Ahmad Nawab/Habsah Hassan)
Kau katakan kau menyayangi diriku
Ku percaya segala kata-katamu
Apa saja kau hajati
Aku cuba memenuhi
Kerna ingin menjaga hati
Kau katakan biar apa pun terjadi
Kau dan aku sama-sama menghadapi
Paras rupa bukan ukuran
Bila hati dah berkenan
Kernamu rela berkorban
Aku selalu memikirkan masa depan
Antara kita berdua hidup bersama
Setiap kali ku lahirkan hasrat hati
Kau pintaku memutuskan perhubungan
Sejak itu ku tak pernah kau kunjungi
Teman barumu lulusan luar negeri
Berkereta sana sini diriku tak kau kenali
Mudahnya kau lupa pada janji
(Ahmad Nawab/Habsah Hassan)
Dalam pejalanan ku masih mencari
Warna indah
Kehidupan
Yang kini semakin hilang serinya
Ditelan suara kepura-puraan
Di dalam meniti pencarian ini
Tidak juga
Ku temui
Sinar kedamaian yang di cari-cari
Yang tinggal hanyalah wajah kehampaan
Di mana letaknya
Nilai kejujuran
Untuk ku jadikan arah hidup
Mungkin ini hanya
Menguji ketabahan
Sebelum ku temui
Erti kebahagiaan
Akan ku pegang keyakinan hati
Meneruskan perjalanan
Dengan hati hati keberanian
Semoga hidupku tak kecundang lagi
(Adnan Abu Hassan / Seri Bayu)
Bagaikan rembulan sayang... Menyinari malam Begitu cintamu menyinar hatiku Yang kesepian
Bertaburan bintang sayang... Di malam nan syahdu Wajahmu terbayang mengusik hatiku Kau pujaanku
Seruling malam dialun sang bayu Meresap di kalbu Bilaku terkenang ku seru namamu Duhai kekasihku
Kini ku dendangkan sayang... Senandung kasihku Menyentuh hatimu Membisikkan rindu Dalam mimpiku
(Ahmad Nawab/Rahmat Zaki)
Malam menanti siang
Siang menanti malam
Bagai berkurun lamanya
Masa memisahkan kita
Hingga ku terlupa
Pada paras rupa
Malam mencari mimpi
Siang mencari erti
Tersingkap seribu makna
Terucap seribu kata
Terkupaslah
Rahsia
Sekian lama berpisah
Akhirnya bertemu
Mengenang dosa
Mengenang rindu
Dan ternyatalah
Cintaku yang satu...
oh oh...
Kau kekasih awal dan akhir
Kau kekasih batin dan zahir
Setelah ku sedari
Cintamu yang abadi
Takku hairan takku peduli
Walau bulan jatuh ke bumi
Dan hadir bidadari
Tak ku mimpikan lagi
Kerana kau lebih mengerti
Kerana kau lebih ku kasihi
(Fauzi Marzuki/S.Amin Shahab)
Aku menyanyi
Menghibur hati insan yang sepi
Aku bersenda
Meredah duka kau yang kecewa
Di sebalik senyum
Sepiku terlindung
Insan gembira
Mengikuti berbagai cerita
Fitnah dan dusta
Menjadi permainan biasa
Dalam tawa riang
Jiwaku tertekan
Masih tercari-cari
Masih ku menanti
Persahabatan sejati
Keikhlasan di hati
Hingga kini belum ku temui
Di manakah kekasih
Di saat aku bersedih
Mana teman di mana saudara
Di waktu aku berduka
Berulang kali hati terhiris
Di kala sepi aku menangis
(Ahmad Nawab/ Habsah Hassan)
Lemah rasa kakiku melangkah pergi
Menujui ke destinasi tak pasti
Andai kata ada harapan untukku
Berikan ku tanda agar jalanku lebih bererti
Kau ku cinta dari seluruh ragaku
Melebihi segala di dunia ini
Namun harapan masih tinggal harapan
Dilema menanti lebih menyiksa dari segala
Sesungguhnya
Takdir penentu segala
Bahagia yang dicipta
Hanya sedetik jaraknya
Namun masih
Tak tersentuhkan jua
Kabur jua pandangan
Kekasihku
Berapakah lamanya
Ketabahanku
Mungkin akan pudar
(M.Nasir)
Nak ku nangis tak berair mata
Nak ku rayu pada siapa
Bagaikan lagu tanpa irama
Nak ku nangis tak berairmata
Nak ku rayu pada siapa
Setelah aku serahkan cinta
Engkau cari kekasih yang lain
Biar aku membawa diri yang lain
Dengan hati yang kecewa
Janganlah kau seksa diriku ini
Biar derita ku tanggung sendiri
Mengapakah ini harus terjadi
Di kala cinta sedang bersemi
Mengapa oh mengapa
Dunia ini ku rasa sepi
Tiap hari aku merintih
Aku menangis seorang diri
Kau gembira aku merana
Tinggallah kasih tinggallah sayang
Aku pergi membawa diri
(Ahmad Nawab/M.Borhan)
Tidurlah tidurlah Wahai permaisuri (Tidurlah wahai permaisuri)
Tidurlah wahai permaisuri Tidurlah pejam mata ahai tidur nyawa
Ku dendangkan Ku nyanyikan Duhai puteri jelita Jika kau tidur lena Mimpikan bahagia Di taman syurga loka Kau dan aku berdua (2X)
Ku berjanji wahai dewi suci Kaulah permaisuri Bersumpahlah dalam hatimu Bahawa kau kekasihku Bersumpahlah kamu Bersumpahlah kamu Permaisuri tidurlah Permaisuri tidurlah
(Allahyarham Tan Sri P.Ramlee)
Bila ku rindu padamu
Terasa kuatnya cintaku
Terbangkit resah terpandang wajahmu
Bertambah kasih sayangku
Sesaat kau tak ku pandang
Terasa sepinya jiwaku
Tertunggu aku hadirnya dirimu
Walaupun sekelip di mata
Betapa sepinya
Hidup seorang perindu
Dihanyut oleh keresahan
Rindu hatiku
Tak jemu padamu
Selagi kau masih ku cinta
Biar apa pun yang memisahkan
Namun ku tetap menyintaimu
Selagi hidup belum berakhir
Selagi itu ku merinduimu
Ku seorang perindu sepi
Tak jemu ku terus menanti
(Ahmad Nawab/Juwie)
Ku jejaki lembah belukar di sana
Luas terbentang tiada bertepi
Tak ku hiraukan panas hujan melanda
Semua bagiku tak bererti
Hanya satu tujuan untuk mencari
Setangkai bunga pujaan hati
Namun apa setelah aku dapati
Kumbang lain menghisap madunya
Setelah madu musnah sang kumbang pergi
Tinggalkan bunga layu begitu saja
Bunga pujaan tanpa tiada berseri
Lemah gemulai tak lagi berdaya
Akanku biarkan tak sampai di hati
Bunga jadi ku petik akhirnya
(Hakcipta Terpelihara)
Diterbitkan : 1993 Warner Music (M) Sdn Bhd
*Koleksi FATHIL HIDAYAT 2000*