Bila kekasih
Mengundang aku pulang
Mahligai menanti
Penuh gemilang
Bila kekasih
Menyingkap tabir cinta
Tiada terbatas
Dengan kata-kata
Dapatkah aku
Membalas dengan airmata
Tanda syukur menerima
Setelah sekian lama
Menghamba hidup pada dunia
Seribu tahun takkan sama
Sesaat bersatu dalam nyata
Kerana kasih ku sanggup korbankan
Jasad dan nyawa
Terang bulan kerana mentari
Hadir bayang kerana cahaya
Begitulah cinta kita
Tiada jarak pemisah lagi
Tiada tabir sempadan budi
Aku terima dan jua memberi
Seikhlas hati
Seribu tahun dan sejuta langkah
Seribu tahun bersinar cinta
Kita bertemu di penghujung rindu
(Fauzi Marzuki /S. Amin Shahab)
Puncak langit biru
Di pinggir kabus unggu
Ku terpaku
Melukiskan kata
Mewarnakan rasa
Tanpa jemu...mengharap
Hadirlah kasih
Di tebing berliku
Menyambut rinduku...Oh
Di rimba mega
Api kerinduan...ku hembuskan
Mengekori bayu menuruni lurah
Mencarimu...
Membawa seribu warna
Serumpun kasih yang abadi
Mengalir arusan
Melimpahi limpah lautan
Melintasi hujung pelabuhan
Mendaki puncak turun kembali
Merintiskan perjalanan
Menjalinkan pertalian
Sejalur citra cinta
Cerapan kasih
Warna dibayangi
Merentasi...
Tiada bertepi
Terus jelajahi...maya ini
Hati terus bersemadi
Serumpun kasih yang abadi
(Adnan Abu Hassan / Tapai)
Gejolak hidup
Sehangat mentarimu
Menyinariku
Di sepanjang hayatmu
Catatan rindu di mimpiku
Sekurun resah akan bertamu
Dambakan kasih bersalut...baldu
Senandung embun
Dinginnya ku rasakan
Takkan hilang
Walau badai melanda
Demi bisikan
Nuraniku
Akan ku genggam
Segala janji
Melindungi
Sinar cintamu
Oh yang kau suluhkan untukku
Tanpa meminta balasan
Atau menagih sesalan korban
Ku yang selalu dirundung malang
(M.Nasir / Azam Dungun / Nurbisa)
Setiap peristiwa, suka duka manusia
Semua yang terjadi,
yang pernah dialami
Jadikan cermin diri
Segala kejadiaan,
segala pengalaman
Sematkan di ingatan
Baik diteladani, yang buruk usah dihampiri
Segala yang berlaku,
biar kisah pilu
Ada hikmah buatmu
Cubalah seketika,
kau peruntukkan masa
Mencari rahsianya
Tuhan maha ketahui, Tuhan menyayangi
Kita cuma diuji, sekadar termampu
Namu apakan daya, lemahnya manusia
Dibiarkan perasaan, menguasai fikiran
Di dalam kealpaan, berulang kesilapan
Akhirnya pada takdir dipersalahkan
(Fauzi Marzuki / Habsah Hassan)
Bukan seri
Seiras dewi kayangan
Dan juga bukan kilauan
Mahkota emas dan indah warna
Permatamu
Yang menahanku meneruskan niat hati
Dari melangkah
Oh...hanya sekalung budi
Yang kau hulurkan padaku
Ikhlas kasih
Tanpa ikatan
Dan tanpa pujian
Juga simpati
Dari mereka
Yang kau terangi hidupnya
Walau kau sendiri
Dibendung sepi
Kau sendiri dibendung sepi
Dan senyumanmu
Sungguh meyakinkan
Hingga mereka terlena
Api yang sedang terang membakar
Sedang memusnahkan
Dirimu jua
Memusnahkan dirimu dian
(M.Nasir / Nurbisa)
Mimpi berulang mimpi
Anehnya yang ku rasai
Setelah bermusim
Wajahmu masih di hati
Sepi meniti hari
Mengenang semua janji
Sejernih kasihmu
Selaut rindu
Segalanya
Terhidang buatku
Setelah kau pergi
Baru ku sedari
Kasih yang jernih
Datangnya sekali
Mengapakah dulu
Buta hatiku
Semudah sanggup ku membuka
Ikatan berharga
Kini di batas nyata
Tertumpah semua rasa
Kesal tak berlagu
Mimpiku lumpuh
Kian jauh
Melepasi waktu
Semakin jauh
Dari dirimu oh...oh
(Adnan Abu Hassan/ Amran Omar)
Seketika ingin ku menyelami
Perasaan yang tak terpinga
Malam siang tak terasa mengapa
Rahsia apa di sebalik kehadiran
Yang telah merubah pendirian
Perjalanan
Kesepian kini meledak
Harianku lebih bermakna
Kelembutan bicara laku
Ku terpaku
Sesungguhnya ketabahanmu
Bisa meredupkan suria
Juga meruntuhkan keangkuhanku
Pada kalimat cinta
Berjanjilah kekasih
Dikau akan setia
Di sisku selama hayat cinta
Bersaksilah juwita
Kukuh terpateri di hati
Cinta sucimu takkan tersia
Kan ku dakap selamanya
Di sebalik keindahan kasih
Tersimpan seribu
Kemungkinana hari muka
(Fauzi Marzuki / Arab)
Telah pun kau usahakan berbagai cara
Memberikan perkhabaran menyampaikan pesanan
Namun tak dihiraukan
Tertutupkah telinga ini wahai kekasih
Tertutupkah mata ini hingga tidak terpandang
Agongnya kecintaan
Mentari dan bulan
Tetap pada peredaran
Tiada malam sebelum siang begitu ketentuan
Tanah nan tandus kering
Olehmu menjadi dingin
Di mana engkau, aku di situ, sentiasa memadu
Kau ucapkan sejahtera
Kau menyambut aku tiba
Lembut dan mesra
Tertutupkah mata ini hingga tidak
Terpandang
Agongnya kecintaan
Nikmat kurniaan
(Fauzi Marzuki / Habsah Hassan)
Padamu
Aku takkan berdusta
Walau kau tak percaya
Ini bukan sandiwara
Hadirmu
Bagai tak direncana
Tapi bila ku renung
Ku melihat segalanya
Bibit-bibit kasih yang kau semaikan
Aku tak pernah menghiraukan
Tapi bila kau menghilang diri
Mengapa hati rasa sepi
Jauh di dasar hati yang mengerti
Bahawa aku dan dirimu
Sedang dalam kasmaran
Pasrah bukan mudah untuk dilakukan
Jika jatuh dalam kekosongan
Ku buangkan kini keakuanku
Hanya untukmu satu
Tapi apakah harapan yang kau janjikan
Sebagai selimut dalam tidurku
Dan basahan hariku
Untukmu, bahtera impianmu jika itu
Impianmu
Ketahuilah kekasih nilai cintaku
(M.Nasir)
Dari mata penaku
Ku luahkan rindu
Dalam warkah biru
Impian mengunjung
0Dari mata penaku
Dapatkah kau baca sejuta maknanya
Maafkanlah daku
Andai kaku dalam menyusun bahasa
Ungkapan kata
Kiranya bersimpang dari makna
Inginku nyatakan segalanya
Setiap detik rasa
Agar kau mengerti semua isi
Yang dalam tersembunyi
Semoga warkahmu bagaikan cahaya
Menerangi hatimu yang pudar
Dari mata penaku
Dengarkanlah suara
Hati yang menyinta
Dari mata penaku
Ku luahkan rasa
Dalam warkah biru
Kasih untukmu
(Adnan Abu Hassan/ Amran Omar)
BACK TO TOP
Diterbitkan : 1994 Warner Music (M) Sdn Bhd
*Koleksi FATHIL HIDAYAT 2000*