Sendiri menempuh hidup
Tiada berayah tiada beribu
Sendiri aku berjalan
Tiada harta menjadi bekalanku
Belum pernah ku kesali hidupku
Lahir ke dunia pun begitu
Suka dukaku tanggung sendiri
Dengan ketabahan hati
Mana saudara manakah teman-teman
Di saat ku memerlukan
Kepalsuanmu makin menjadi nyata
Kemesraan sementara
Sendiri ada waktunya
Memberi ketenangan di jiwa
Sendiri kadang menyiksa
Kerna tiada teman bicara
(Ahmad Nawab/Habsah Hassan)
Aku sepi dalam keriuhan
Diriku bagaikan jauh terbuang
Irama yang berkumandang
Tak daya mengikiskan
Kau yang jauh selalu ku kenangkan
Menyendiri dalam keramaian
Kerna tak kuasa ku memaksa
Hatiku telah ku untukkan
Buatmu insan yang tersayang
Biar saja begini ku relakan
Suasana selalu menduga
Di sekitar gadis-gadis manja
Sesungguhnya aku merasakan
Keimanan seumpama ini sering
Ditiup angin
Amat payah mengawal diri
Kehidupan di kota menguji
Aku bagaikan pulau yang tersisih
Kejujuran padamu kekasih
Masih ku pertahankan
Kekasihku inilah pengorbanan
Dariku untukmu ku relakan
Apakah dikau nun di sana
Seperti tak pernah jemu dengan
Penantian
(Ismail Ahmad Nawab/Habsah Hassan)
Kau katakan kau menyayangi diriku
Ku percaya segala kata-katamu
Apa saja kau hajati
Aku cuba memenuhi
Kerna ingin menjaga hati
Kau katakan biar apa pun terjadi
Kau dan aku sama-sama menghadapi
Paras rupa bukan ukuran
Bila hati dah berkenan
Kernamu rela berkorban
Aku selalu memikirkan masa depan
Antara kita berdua hidup bersama
Setiap kali ku lahirkan hasrat hati
Kau pintaku memutuskan perhubungan
Sejak itu ku tak pernah kau kunjungi
Teman barumu lulusan luar negeri
Berkereta sana sini diriku tak kau kenali
Mudahnya kau lupa pada janji
(Ahmad Nawab/Habsah Hassan)
Ku mencari sinar kasih
Ku merindu kemesraan
Di manakah cinta yang suci
Di manakah kasih sayang
Mengapakah harus terjadi
Sengketa dan cemburu hati
Mengapakah harus begini
Selamanya
Mengapa kau masih menyepi
Terhadap impian yang murni
Mengapa kita berjauhan
Oh...sedihnya
Ku mendoakan terjalinlah
Kemesraan Oh...
Ku mendoakan terciptalah
Kedamaian
(Ahmad Nawab/Noordy)
Siapakah bersama
Di waktu kesepian
Siapakah bersama
Mereda tangisanku
Kembara
Dalam duka
Mencari erti cinta
Kembara
Dalam sepi
Membelai luka hati
Di mana kebahagian
Di mana kemesraan
Mengapa tak bersua
Sinaran yang abadi
Aku, akulah pengembara
Berjalan-jalan di kota-kota
Aku, akulah pemburu
Memburu kasih yang sejati
Siapakah mendengar
Rintihan hati ini
Siapakah simpati
Derita dalam hati
la...la...la...la...
(Noordy)
Tercipta perasaan di kelopak
Nan murni
Penantianku kan berakhir
Mengharum bunga kasih dalam
Jambangan Hati
Ingin ku beri kepadamu
Dalam dakapan sepi
Dalam dahaga kasih
Kehadiranmu ku tunggu
Cinta terjalin mesra
Indah menghias kalbu
Engkau permata yang bersinar
Degup nadi cintaku
Yang kerinduan ini
Bagai badai yang beralun
Betapa pengertian terhadap
Impianku
Engkau kasih
Engkau sayang
Ku abadi
(Ahmad Nawab/Noordy)
Andainya aku miliki harta kemewahan
Mereka tak berdaya tak ku biarkan
Hidupnya menderita pilu sengsara
Menanggung rasa
Kerana kita adalah saudara
Andainya aku miliki harta kemewahan
Ku bawa mereka bersama menikmati
Hidup yang damai bahagia
Dalam keindahan alam maya
Antara kita tiada bezanya
Andainya aku jutawan
Punya ringgit punya harta
Hasratku ingin berbakti pada semua
Ku jelajahi dunia ini
Dengan secebis harapan
Menjalin kemesraan
Andainya aku miliki harta kemewahan
Kepadamu kekasih ku dirikan
Mahligai cinta impianmu
Bersama sinaran kasihmu
Bersalut emas intan permata
(Ahmad Nawab/Noordy)
Semalam terukir senyuman
Bibirmu yang manis
Seharum mawar putih
Yang mempersona
Wajahmu seakan tiada
Gurisan derita
Kau melindunginya
Dengan senyuman dan kegembiraan
Usah kau simpan
Rahsia itu sayang
Sedangkan jiwamu
Duka dan pilu
Katakan biar ku mengerti
Akan ceritamu
Sebelum hadirnya aku
Membelai kasih bersamamu
Apa ertinya
Sebuah cinta yang suci
Andainya kau merahsiakan
Di sebalik tabir cintamu
Rintihan hati yang pilu
Menyiksakan jiwamu
(Ismail Ahmad Nawab/Noordy)
Bukan derita hati meminta
Bukan sengsara cahaya hidupnya
Hilang kedua ibu dan bapa
Yatim jadinya
Sudah ditakdir yang maha esa
Kan ku terima demikian rupa
Tabah di jiwa hidup bersama
Insan di dunia
Ke sana sini sebatang kara
Menghilang rasa pedih derita
Oh walau dikeji atau dicela
Ku tetap bahagia
Tiada siapa yang cinta derita
Si yatim itu jangan dihina
Hidup di dunia tiada berbeza
Sesama manusia
(Yusoff Ismail/Noordin Che Din)
Bagaikan pohon
Kehijauan dan merimbun
Bagaikan mawar
Indah seri dalam sinar
Renunganmu
Mempesona dan memikat
Senyumanmu
Bercahaya penuh tekad
Bagai burung
Indah dunia di tatapanmu
Alina dewasamu dalam waktu
Penuh sopan
Mesra budi dalam senyuman
Renunganmu
Menginsafi hidup insan
Bicaramu
Penuh erti dan bermakna
Di hatimu
Penuh dengan rasa cinta
(Dato' Jaafar Onn/Kasajiza A.S.)
Diterbitkan : 1984 MRC Sdn Bhd
Diterbitkan Semula : 1990 WEA Records Sdn Bhd
*Koleksi FATHIL HIDAYAT 2000*