Aku menyanyi
Menghibur hati insan yang sepi
Aku bersenda
Meredah duka kau yang kecewa
Di sebalik senyum
Sepiku terlindung
Insan gembira
Mengikuti berbagai cerita
Fitnah dan dusta
Menjadi permainan biasa
Dalam tawa riang
Jiwaku tertekan
Masih tercari-cari
Masih ku menanti
Persahabatan sejati
Keikhlasan di hati
Hingga kini belum ku temui
Di manakah kekasih
Di saat aku bersedih
Mana teman di mana saudara
Di waktu aku berduka
Berulang kali hati terhiris
Di kala sepi aku menangis
(Ahmad Nawab/ Habsah Hassan)
Inikah nasib suratan hidupku
Sering dilanda duka
Ku cuba membina hidup
Untuk hidup bahagia
Tapi ada yang tak suka
Inikah nasib suratan hidupku
Hanyut di sudut dunia
Ada mata yang memandang
Seolahnya membenciku
Dan menjauhkan dirinya
Ku sedari...siapa diriku
Tiada hanya di matamu
Namun ku tetap sabar
Meneruskan hidup ini
Inikah nasib suratan hidupku
Semua serba tak kena
Ku cuba berbuat jasa
Namun tidak dihargai
Ku dipandang sepi
(Ahmad Nawab / Juwie)
Engkaulah teman
Atau kekasih
Waktu ku dilanda kecewa
Tiap bicara
Serta tingkahmu
Ku menyelami kejujuran
Kasih sucimu
Atau simpati
Yang kau hulurkan kepadaku
Aku tertawan
Dek kelembutan
Yang memancarkan kebenaran
Persoalanku kini telah terjawab
Hadirmu bukan sekadar seorang teman
Kau rela bersama meredah maya
Dalam tangisan dan tawa
Dikaulah ratuku
Dikaulah temanku
Permata di lembah yang sepi
(Ahmad Nawab / Chuari Selamat)
Pengorbananmu
Seperti dian di hati
Suatu waktu
Suram hidupku
Kau menerangi
Andainya dosa meninggalkan tanda-tanda
Pasti wajah ku jelek di mata
Tercemar oleh noda
Terhina oleh dusta
Yang tak bernoktah
Setiap kali ku kelemasan
Hidup tiada pedoman
Kau sentiasa sabar menanti
Tabah memimpin ku kembali
Bagi diriku
Engkaulah dian
Menghiasi kegelapan
Dengan cahaya harapan
Airmatamu
Andainya titisan hujan
Karam hatiku
Oleh sesalan
Tak pernah memerhati
Tak pernah ku hargai
Kau yang berbudi
Kerana aku sering terlupa
Kau hanya insan biasa
Kesabaranmu akhirnya punah
Dianku tak lagi menyala
Aku kembali melayang-layang
Bagai daun kekeringan
Tak tahu arah tujuan
Secebis harapan di sudut hati
Semoga dianku bercahaya kembali
(Ahmad Nawab/ Habsah Hassan)
Tiba di saat ini
Ku teringat dirimu
Pilunya terasa menikam jiwa
Cinta yang ada di hatiku
Mengharap belaian kasihmu
Sungguh lamanya aku rindu padamu
Kenangan kita
Masih terbayang
Engkau dan aku
Bermain cinta
Biar hancur hati ini
Aku tetap menantimu
Ku kan buktikan kesetiaan
Agar kau tahu
Jujurnya hatiku
Agar kau tahu
Teguhnya cintaku
Sejak dulu sehingga kini
Aku masih terus menanti
Walau tersiksanya hati di saat ini
Bayang wajahmu
Terpandang-pandang
Suara manjamu terdengar-dengar
Aku kan tetap
Terus menanti
Biar pun lama
Aku merindu
(Ahmad Nawab / Juwie)
Pagi itu kau merenungku
Bagaikan satu perkara
Masih tersimpan di fikiranmu
Sukar hendak engkau luahkan
Dengan perlahan menoleh
Menatap oh wajahmu
Pandangan kali terakhir
Dengan hiris rasa pilu
Di sini kekuatan oh ikatan
Suatu perjalanan
Terungkailah ikatan kita simpulkan
Walau berat melepaskan
Oh terharunya
Hatiku mengenangkan
Kau dan aku
Tak lagi sehaluan
Cukup sekadar ini
Diriku mampu bertahan
Badai gelombang
Jangan salahkan illahi
Takdir bukanlah penyebab
Salahkan diri sendiri
Ku pohonkan dirimu kemaafan
Inilah yang ku pinta
Tak kuasa untuk aku menolaknya
Berpisahlah kita sayang
(Shamsuddin Sidek / Zainal Baharum Bidor)
7. SEMUSIM KASIH DI HUJUNG RINDU
Sekian lama ku menanti hatimu sayang
Namun tiada jawapanmu
Yang ku ada impian belaka
Bila berakhirnya
Bagaikan ada satu rintangan
Yang terbentang
Di antara kau dan aku
Tanpa kata belaian mesra
Darimu untukku
Hatiku bagai pasir di pantai
Sesekali ku dipukul badai
Biarpun rindu berderai
Tapi kasihku tak berkecai
Itulah lambang kesungguhanku
Berilah sayang kesempatan pada diriku
Membuktikan setiaku
Ingin ku hidup bersamamu
Hingga ke akhirnya
(Yusoff Ismail / Lukhman S.)
Cebisan duka cintaku yang lalu
Pedih menyiksa kalbu
Ku kira indah mahligai impian
Aku tersungkur di pinggiran
Bunga pesona yang aku idamkan
Harum membakar jiwa
Ku kira sepi penawar rindu
Madunya meracun hatiku
Engkau datang
Tika aku hampir kelemasan
Kau hulurkan
Rasa simpatimu dengan setulusnya
Lalu memimpin
Aku kembali
Menyusur jalan
KepadaNya
Engkau datang
Merawati kekusutan hati
Kau bisikkan
Suara keinsafan dalam kelembutan
Mencurah kasih
Memujuk hati
Lalu terhapus keresahan
Lembah yang gersang telah ku tinggalkan
Dengan hati redha
Jalan yang benar ku lalui
Demi petunjuk cahayaMU
(Ismail Ahmad Nawab / Chuari Selamat)
Wajah ayu rambutnya hitam
Berkebaya biru menawan
Mata bundar tajam memandang
Laki-laki memang sudah tertawan
Wajah ayu bergaya manja
Laku budinya sederhana
Bibir merah mekar delima
Hasrat hati ingin ku menyuntingnya
Dari renungan tanpa bicara
Gelora mengulit rasa
Jauh di hati ini berkata
Ku senang dengan caranya
Sejak itu ku dambakan
Cinta seorang wanita
Sejak itu ku perlukan
Pengertiannya
Hasrat cinta bergelora ada di mana saja
Hayat cinta mengembara tiada batasnya
Akan ku abadikan
Hasrat dan perasaan yang terpendam
(Ismail Ahamd Nawab / Talha Tukimin)
Getaran Jiwa / Hujan Di Tengah Hari / Putus Sudah
Kasih Sayang & Tunggu Sekejap
Andai dipisah
Lagu dan irama
Lemah tiada berjiwa
Hampa
Getaran jiwa
Melanda hatiku
Tersusun nada
Irama dan lagu
Walau hanya sederhana
Tetapi tak mengapa
Moga dapat membangkitkan
Sedarlah kamu wahai insan
Tak mungkin hilang
Irama dan lagu
Bagaikan kembang
Sentiasa bermadu
Andai dipisah
Lagu dan irama
Lemah tiada berjiwa
Hampa
Sedih rasanya hati di dalam
Mengenag peristiwa masa yang telah silam
Di mana aku hidup bersama si dia
Tak pernah rasa aman bahagia
Andainya dia dapat mengubah
Tetap ku terima
Mendirikan mahligai ria
Tapi tak berdaya
Perselisihan sering terjadi
Walaupun jauh dari nyata dan juga bukti
Namun begitu dia selalu terburu
Tegak meluru menurut nafsu
Putus sudah kasih sayang
Ikatan asmara hancur berderai-derai
Apakah dosaku apakah salahku
Kau runtuhkan jambatan asmara
Sampai hati dikau pergi
Tinggalkan padaku racun berbisa
Membara di dada oh membakar di hati
Hingga kering layu
Berdebu
Tunggu sekejap
Wahai kasih
Kerana hujan masih renyai
Tunggu sekejap
Dalam pelukan asmaraku
Jangan bimbang
Walaupun siang akan menjelma
Malam ini
Belum puas ku bercumbu
Dengan dinda
Oh... Tunggu sekejap
Wahai kasih
Tunggulah sampai hujan teduh
Mari ku dendang
Jangan mengenang orang jauh
Jangan pulang
Jangan tinggalkan daku seorang
Tunggu sekejap kasih
Tunggu
BACK TO TOP
Diterbitkan : 1990 WEA Records Sdn Bhd
*Koleksi FATHIL HIDAYAT 2000*