Bila ku rindu padamu
Terasa kuatnya cintaku
Terbangkit resah terpandang wajahmu
Bertambah kasih sayangku
Sesaat kau tak ku pandang
Terasa sepinya jiwaku
Tertunggu aku hadirnya dirimu
Walaupun sekelip di mata
Betapa sepinya
Hidup seorang perindu
Dihanyut oleh keresahan
Rindu hatiku
Tak jemu padamu
Selagi kau masih ku cinta
Biar apa pun yang memisahkan
Namun ku tetap menyintaimu
Selagi hidup belum berakhir
Selagi itu ku merindumu
Ku seorang perindu sepi
Tak jemu ku terus menanti
(Ahmad Nawab/Juwie)
Dahulu sering orang berkata
Dunia ini lelaki yang punya
Semenjak akhir ini perubahan terjadi
Wanita yang menguasai
Cuba kau lihat di mana saja
Bilangan wanita kian bertambah
Tapi jangan sengaja memasang dua tiga
Tersilap langkah pecah kepala
Dulu di dapur kini di kantor
Dahulu lemah sekarang gagah
Ada perkara yang tidak berubah
Masih suka melawa
Masih suka mengata
Tak pernah puas hati apa yang ada
Hebatnya wanita di zaman ini
Makin ramai berkelulusan tinggi
Sungguh pun demikian jangan keterlaluan
Pertahankan nilai ketimuran
(Ahamad Nawab/Habsah Hassan)
Pulang sayang pulang padaku
Aku rindu kasih sayangmu
Andai aku yang bersalah
Harap maafkan kesilapanku
(Fauziah Ahmad Daud):
Aku sedia memaafkan kau sayang...
Tapi hatiku terlalu pedih di saat ini...
Terlalu hancur ku rasakan...
Hatiku ini...
Ku berjanji pada dirimu
Takkan aku mengulanginya
Kini aku menyedari
Betapa setia cintamu padaku
(Fauziah Ahmad Daud):
Mengapa tidak sedari dulu?
Kau menghargai kesetiaan cintaku?
Mengapa kau tergamak melukai hatiku?
Mengapa sayang?
Ku tahu hatimu sedang terluka
Dan aku merasa bersalah
Namun berikan kesempatan
Untuk menyambung percintaan
Sambil merawat
Luka hatimu
Yang telah aku tinggalkan dulu
Semoga terubat lukamu
(Ahamad Nawab/Juwie)
Di dalam matamu
Aku melihat sinaran bercahaya
Beri padaku sinar cintamu
Akan ku pancar sinarannya di hatiku
Cuba kau lihat
Sinar mataku
Terpancar rindu yang ku simpan untukmu
Antara kita
Memendam rasa
Hingga tak daya
Nak melawan resah cinta
Engkau paling ku sayang
Paling ku cinta...sepanjang hayatku
Muga engkau pun tahu
Betapa aku mengharapkan
Betapa aku memerlukan
Agar engkau terus kekal bersamaku
Betapa indah
Bila kau di sisiku
Bahagia ku rasa
Di hatiku
(Ahmad Nawab/Juwie)
5. BERKORBAN APA SAJA (dari filem 'TUAH')
Berkorban apa saja
Harta atau pun nyawa
Itulah kasih mesra
Sejati dan mulia
Kepentingan sendiri tidak diingini
Bahagia kekasih
Saja yang diharapi
Untuk menjadi bukti kasih yang sejati
Itulah tandanya
Jika mahu diuji
(Allahyarham Tan Sri P.Ramlee/Jamil Sulong)
Hatiku hatimu berpadu
Cintamu cintaku satu
Tersa hatiku gembira
Semuga bahagia
Rinduku rindumu menyala
Kasihku kasihmu setia
Terasa eratnya di hatiku
Semuga berpanjangan
Ku sayang...kau sayang
Selalu nak bertemu
Ku sayang kau sayang
Itulah tanda cinta
Janjiku janjimu sekata
Resahku resahmu sama
Tiada yang dapat memisahkan
Hanya takdir menentukan
(Ahmad Nawab/Juwie)
Ku bersyukur padamu Illahi
Kau pelindung diriku
Walau hatiku sering dilukai
Engkau tetap bersamaku
Ku bersyukur padamu Illahi
Yang memberi hidayah
Walaupun ada insan yang benci
Namun kau tetap menyayangi
Syukur di hatiku apa yang ada
Biarpun ada yang dengki
Segala derita yang ku alami
Hanyalah Tuhan tempat ku mengadu
Ku mendoakan semoga bahagia
Tak pernah aku dendam di hati
Biar ku sendiri mencari ketenangan
Ku mohonkan jalan yang benar
(Ismail Ahamad Nawab/Juwie)
Merisik suara
Halus rambutmu
Renunganmu selembut bibirmu
Mengukir senyuman
Siapa Dia
Engkau jelita
Gelisah meresap di jiwa
Sejak memandangmu
Pada siapa
Jauh memandang
Aku seakan cemburu
Lerai pandanganku
Siapakah
Di hatimu
Izinkanlah
Ku mengenalimu
Walau seketika
Agar hatimu terbuka
Izinkanlah
Ku bertanya
Siapakah
Di hatimu..sayang
Agar kegelisahan
Diriku tak berpanjangan
Hanyut terapung
Hingga terlena
Dirimu menjadi milikku
Dalam impianku
(Ismail Ahmad Nawa/Talha Tukimin)
Telah lama aku derita
Telah lama aku kecewa
Bagai malam tanpa siang
Ku kegelapan bersendirian
Tanpa berteman
Mengapakah jadi begini
Bagai laut tidak bertepi
Ingin aku merasakan
Secebis kasih
Biarpun seketika
Umpama musafir di jalanan
Mencari haluan
Terhenti di persimpangan
Tak tahu ke mana tujuan
Tiada siapa mengerti
Tiada siapa peduli
Derita hatiku ini
Sampai bilakah akan berakhir
Ke mana harus ku bawa diri ini
Puas sudah ku mencuba
Puas sudah aku terima
Mungkin suratan nasibku
Sudah begitu
Tiada ku kesalkan
(Shamsudin Sidek/Tinta Mas)
Tiada gunanya ku cerita
Segala kesedihan
Yang tersimpan di hati
Kerana aku terlalu bimbang
Kelak nanti menjadi
Satu beban padamu
Ternyata aku tak berupaya
Menahan kepiluan
Yang semakin mendatang
Akhirnya aku terperangkap
Bersama persoalan
Dan juga harapan
Di wajahku nampak riang
Tapi hati kedukaan
Tiada siapa yang mengerti
Malam dan siang
Aku tempuhi
Hidup yang sepi ini
Alangkah indah
Andainya
Kau sama rasai
Kedukaanku
Dan juga memberi
Aku semangat
Untukku tempuhi
Tiap ujian
Yang bertandang
Pintaku tiada kan berakhir
Selagi kau dan aku
Selalu berjauhan
Hanya kau yang mengetahui
Perjalanan hidupku
Serta impianku
Apalah ertinya hidupku
Seandainya kau tiada
Lagi bersama-sama denganku
(Ahmad Nawab/Lukman S.)
Diterbitkan : 1989 WEA Records Sdn Bhd
*Koleksi FATHIL HIDAYAT 2000*