Kalipso...Tropikana...Nusantara
Ku lihat engkau
Berlari di pasir putih
Sambil melambai padaku
Kau ukir senyum
Meredupkan terik mentari
Ombak menari-nari
Teman-teman memukul bonggo
Beriramakan Oh Kalipso
Dan aku mendendangkan
Lagu ini untukmu
Untukmu sayang
Mari intan mari sayang menari
Mari intan mari sayang berkalipso
Mari intan mari sayang menari
Mari intan mari sayang berkalipso
Kesempatan ini
Kita nikmati bersama
Mari lupakan
Kisah perusak jiwa
(M. Nasir)
Langit kelabu tak menjanjikan
Hujan kan turun membasahi bumi
Hati membeku semakin membatu
Menambahkan penyiksaanku
Mengapa kau tak mengerti kasih
Bagaimana aku merindukan
Yang kau lafas dan kau kota
Adakah dua yang berbeza
Sejauh manakah cintamu
Apakah pengorbananmu
Mengapakah sengsaranya cinta
Namun mengapa masih aku memerlukanmu
Sedang engkau tak pernah meyakinkan
Hanya melayani perasaanku
Sedikit demi sedikit aku lebur
Aku kan katakan kasih
Dia kan katakan sayang
Mereka kan katakan rindu
Mestikah terus begini
(M.Nasir)
Siapa itu yang memandangku
Tajam menikam sanubariku
Mestikah aku diam membisu
Dan membiarkan cinta berlalu
Ku rasa malu
Walaupun hanya selayang pandang
Hatiku ini telah digoncang
Haruskah aku berterus terang
Dan menyerahkan takdir yang datang
Takdir yang datang
Aku pernah dikecewakan
Aku pernah ditertawakan
Tak ingin lagi kecundang dalam cinta
Yang telah berakar
Dan walau seterus sejernih hatiku
Ingin mendampingi menyentuh hatinya
Jika tak ku cuba
Pasti tak tercipta
Seikhlas cinta
Redup di wajahnya
Membakar senyuman
Namun hati ini
Takut tak diterima
Jika tak ku cuba
Pasti tak tercipta
Keikhlasan cinta
Hmm...
(M.Nasir)
Deru angin
Menyapa muka
Membuat hati
Tenang semula
Kerna pintu hati terbuka
Menjemput kau bertandang sama
Keyakinan
Kebahagiaan
Masa depan yang ku nantikan
Deru angin
Membawa khabar
Menenang jiwa
Yang dulu gementar
Semalam yang seakan mimpi
Dan yang tak ingin ku ulangi lagi
Kau tanamkan semangat baru
Dengan rela kau sentuh hatiku
Duhai kasih duhai sayang
Tak ku janjikan malam dan siang
Tapi jiwa ragaku yang menyintaimu
Hingga akhirnya
Tak mungkin ku abaikan janji
Tak mungkin ku hancurkan harapan
Kali ini takkan punah lagi
(M.Nasir)
Lihat diri ini
Hanya ruang yang sepi
Kekosongan tiada berseri
Bagai pelaut usang
Yang dipukul gelombang
Itu bagiku pengalaman
Laut yang tak bertepi
Begitu nasib diri
Ku terumbang-ambing sendiri
Tak kuasa berteman
Mencari keriangan
Bimbang diri kecundangan
Beronak berliku pendakian hidup ini
Terjatuh ke lumpur
Ditertawa dicaci
Sewaktu dipuncak
Banyak mata memandang
Namaku disebut dipuji dijulang
Siapa kawan
Siapa lawan
Tipisnya garis perbezaan
Lantaran itu kau maafkanlah aku
Sukar mempercayaimu
Mungkin suatu hari akan terbuka hati
Kekosongan akan terisi
Tapi ku rasa ragu
Sanggupkah kau menunggu hingga tiba saat itu
(Abass Bakar / Habsah Hassan)
6. KENANGAN TAK BISA DILENYAPKAN
Semakin kau diam
Semakin kau cengkam
Perasaanku
Tidakkah tersimpan
Rasa kasih padaku
Walau secebis
Kenangan
Tak bisa kau lenyapkan
Walau bagaimana
Kau cuba memberi alasan
Kerana ku tahu
Itu hanya dusta
Adakah di hati
Terasa penyesalan
Menyintaiku
Apakah...aku tak setaraf
Dengan apa yang kau inginkan
Jika itu yang benar
Biar aku hentikan
Desakan ini
Kerana ku punya harga diri
Ku takkan merintih
Walau dada pedih
Membakar
(M.Nasir )
Insan apakah yang enkau cari
Di balik keriuhan hidup ini
Dengan perubahan yang kau saksikan
Di wajah insan
Di gemerlapankah jawapan
Insan carilah jalan
Oh jalan keredhaan
Pintu kesejahteraan
Dan dengan kerelaan
Insan (4x)
Insan apa yang kau cari
Di atas bumi yang fana ini
Beribu cerita yang kau saksi
Ada yang nyata
Ada yang maya
Oh insan
(M.Nasir/ S. Amin Shahab)
Di manakah teman
Yang sama tertawa dan bersenda
Mengapakah sepi
Takut pada bayang-bayang sendiri
Kata manis berbisa
Mana janji dan sumpah
Ku terdampar jauh
Membawa hati yang lama berdarah
Sepinya di dalam hati meronta
Di mana ketulusan
Nilai jiwa
Tak rela diriku ini berpura-pura
Hari berganti
Tetapi ku masih lagi mencari
Kemanisan yang hilang
Dikabur kepuraan
(M.Nasir / Usop)
Hilang kata-kata
Untuk ku ucapkan padamu
Mengiringi perpisahan
Tak termimpi
Pudarlah cita
Terkulailah cinta
Bagai sayapku terluka
Tiada bermaya
Tanpa kata-kata
Walaupun sekuntum senyuman
Di saat perpisahan
Terasa diriku dihina
Ku mengusung harapan
Ku kebumi cinta
Bersemadilah bersama
Cinta dan juga cita kita
Kuserahkan
Ku tak rela
Berulang kisah yang silam
Tinggalkan aku
Biar Sendiri
Bayu yang berhempas
Membawa bersama kenangan
Merayu janji setia
Kisah cinta kita berdua
(M.Nasir / Usop)
Masih terdengar
Suara penyesalan
Di hujung percintaan
Hingga ku kesesatan tiada
Kepastian
Sudah ku cuba
Mengutip kekuatan
Mengusung kehidupan
Sayangnya penitian disekat
Sejuta tangan yang kejam
Mengapakah diriku masih terbelenggu
Dikurung satu harapan
Yang kekosongan
Terpenjara hatiku
Kerna menyintaimu
Yang teramat menyiksakan hidupku
Kau ku sayang
Berilah kemaafan
Moga ku ditemukan
Sebuah ketenangan yang damai
(Manan Ngah/Seri Bayu)
BACK TO TOP
Diterbitkan : 1988 WEA Records Sdn Bhd
*Koleksi FATHIL HIDAYAT 2000*